ads

Jumat, 26 Februari 2010

Satuan Analisis dalam Morfologi: Leksem

Artikel disumbangkan oleh Demakyun

Definisi paling umum dari leksem adalah “dictionary words” (Bauer 1988: 8 dan Haspelmath 2002: 13) atau, seperti dikutip oleh Katamba (1993: 18) dari Di Scuillo dan Williams (1987), kata yang tertulis dalam kamus. Lebih jauh lagi, Lyons (1968: 403) mendefinisikan leksem sebagai satuan dasar dalam sintaksis dan semantik, yaitu satuan yang lebih abstrak dibandingkan dengan bentuk inflektifnya yang terdapat dalam suatu keseluruhan kalimat (Lyons 1968: 179). Namun sebaliknya, penulisan leksem dalam kamus Arab dimulai dengan bentuk kala lampau dengan persona ketiga tunggal maskulin, misalnya KATABA ‘ia (laki-laki) telah menulis’ untuk leksem MENULIS (Haspelmath 2002: 14). Senada dengan Lyons, Bauer (1988: 17) dan Haspelmath (2002: 13) menyatakan bahwa leksem merupakan kosakata abstrak, yaitu bentuk umum, atau bisa jadi asal, yang dapat diasosiasikan dengan seluruh word-form-nya (Bauer 1988: 8) sebagai bentuk yang digunakan dalam teks atau text word (Haspelmath 2002: 13). Contoh:
(1) a. He goes to the market
b. I go to the market
c. I went to the market yesterday
d. He has gone
bentuk goes, go, went, dan gone merupakan realisasi dari leksem GO, dan sebagai sebuah kesatuan, seperangkat word-form tersebut dinamakan lexemic paradigm (Haspelmath 2002: 14). Dalam bahasa Indonesia, hubungan tersebut dapat dilihat dalam kata seperti berjalan, menjalani, menjalankan, dijalani, dan perjalanan sebagai perwujudan leksem JALAN (Dik dan Kooij 1979: 154).
Leksem sebagai bentuk abstrak dari word-form menurut Stump (1998), dalam Spencer dan Zwicky (1998: 13), merupakan satuan dalam analisis linguistik yang hanya memiliki sebagian kategori sintaksis, sebagian makna dan fungsi gramatikalnya, dan biasanya dapat hadir sebagai kata tunggal dalam kombinasi sintaksis tertentu. Dengan demikian, selain dapat dibedakan dari word-form, leksem juga dapat dibedakan dari kata gramatikal sebagai bentuk yang dilihat dari aspek deskriptifnya ketimbang bentuknya (Bauer 1988: 9) atau bentuk yang berhubungan dengan sifat morfo-sintaksisnya (Katamba 1993: 19), dalam contoh di bawah ini dapat kita lihat:
(2) a. Lee walked home.
b. lee went home.
(3) a. Lee has walked home.
b. lee has gone home.
word-form walked yang terdapat dalam kalimat (2a) dan (3a) merupakan realisasi dari leksem WALK. Namun, walked dalam kedua kalimat di atas tidak persis sama, seperti dapat kita lihat ketika kita membandingkan went dan gone dalam kalimat (2b) dan (3b) yang merupakan perwujudan atas leksem yang sama, GO. Dalam kalimat (2a), walked merealisasikan walk + past tense, sedangkan dalam kalimat (3a) walk + past participle. Kita dapat mengatakan bahwa walked dalam (2a) dan (3a) merupakan kata yang berbeda (different words), meskipun keduanya merupakan word-form yang sama dan merealisasikan leksem yang sama. Kita dapat mengatakan bahwa kata tersebut merupakan grammatical words yang berbeda. Selengkapnya ...